Jumat, 17 Juni 2011

TUJUAN ASUHAN IBU POSTPARTUM DI RUMAH

Adapun Tujuan dari dilakukan kunjungan tersebut ialah :
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena anatomi uteri
b. Mendeteksi dan merewat penyebab lain pendarahan
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atomi uteri.
d. Pemberi ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir atau kontak
langsung antara ibu dengan bayi..
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
2. Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)
Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca salin dimana ibu
sudah bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala.
Tujuan dari dilakukannya kunjungan yang kedua yaitu :
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbikalis, tidak ada perdarahan
abnormal, tida ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi
sehari-hari.
3. Kunjungan 3 ( 2 minggu setelah persalinan).
Kunjungan ke tiga dilakukan setelah 2 minggu pasca dimana untuk
teknis pemeriksaannya sama percis dengan pemeriksaan pada
kunjungan yang kedua. Untuk lebih jelasnya tujuan daripada
kunjungan yang ketiga yaitu :
a. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
b. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat.
c. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
d. Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat
bayi sehari-hari.
4. Kunjungan 4 (6 minggu setelah persalinan)
Untuk kunjungan yang ke empat lebih difokuskan pada penyulit
dann juga keadaan laktasinya. Lebih jelasnya tujuan dari kunjungan
ke empat yaitu :
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau
ibu hadapi
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu di
rumah yaitu:
1. Kebersihan Diri
a. Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh.
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk
membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari depan
ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang
air kecil atau besar.
c. Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
dicuci dengan baik, dan dikeringkan di bawah matahari atau
disetrika.
d. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan
kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
2. Istirahat
a. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan.
b. Menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah
tangga biasa secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau
beristirahat selagi bayi tidur.
c. Mennjelaskan kepada ibu bahwa kurang istirahat akan
mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan
3)
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri
3. Latihan
a. Mendiskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan
panggul kembali normal. Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini
menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi
rasa sakit pada punggung.
b. Menjelaskan bahwa latihan-latihan tertentu beberapa menit setiap
hari dapat membantu mempercepat mengembalikan otot-otot
perut dan panggul kembali normal, seperti:
1) Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot
perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan
angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima.
Rileks dan ulangi 10 kali.
2) Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai
dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan dan panggul
tahan sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan ulangi
latihan sebsnyak 5 kali.
3) Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap
gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali
lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu
harus mengerjakan latihan sebanyak 30 kali.
4. Gizi
Pendidikan untuk Ibu menyusui harus:
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui)
d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
e. Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.
5. Perawatan Payudara
Perawatan payudara untuk ibu postpartum dirumah yaitu :
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
b. Mengenakan BH yang menyokong payudara.
c. Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang
keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui.
Menyusui tetap dilakukan dari putting susu yang tidak lecet.
d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam.
ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan sendok.
e. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah
dan hanagat selama 5 menit.
2) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau
gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z”
menuju putting.
3) Keluarkan ASI sebagian dari nagian depan payudara
sehingga putting susu menjadi lunak.
4) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat
menghisap seluruh ASI keluakan dengan tangan.
5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
6) Payudara dikeringkan.
6. Hubungan Perkawinan atau Rumah Tangga
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya
ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan
tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri
sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu
setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
7. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya.
Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya
dengan mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode
amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertamakembali
untukmencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2 %
kehamilan.
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan
kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar